Otospeed.id – Jeddah, Saudi Arabia. Pereli Nasser Al-Attiyah akhirnya memenangi Reli Dakar tahun 2022. Pereli asal Qatar tersebut baru kali ini memimpin dengan regulasi kelas T1+ diperbaharui oleh FIA di Reli Dakar. Karena dua seri sebelumnya Nasser hanya bertengger di posisi kedua. Bahkan di musim Reli Dakar 2021 lalu, Nasser berjanji bakal tak akan ikut di ajang Reli Cross Country tersebut, jika pihak penyelenggara tak merubah regulasi di kelas Mobil T1.
Hasil dari regulasi tersebut , melahirkan Mobil Toyota Hilux yang menjadi Prototype. Yakni lebar mobil tambah 30 cm, Roda berubah menjadi Ring 17 ukuran ban 37 dan suspensi lebih panjang menjadi 350 milimeter. Begitu pula tim lain seperti BRX dan Audi Sport yang juga menerapkan regulasi demikian.
“Sekarang adalah Reli Dakar yang luar biasa bagi kami. Kami belum pernah menang sejak 2019. Kami senang dengan peraturan T1+ yang baru. Ada tiga tim solid yang mampu menang. Matthieu dan saya, tim, kami semua melakukan pekerjaan dengan baik untuk menang. Kami selalu finis kedua sejak kami datang ke Arab Saudi dua tahun lalu, sekarang kami sangat senang mencapai tujuan kami. Toyota Gazoo Racing melakukan pekerjaan yang fantastis dalam kurun waktu satu tahun dengan membangun mobil baru ini. Keseluruhan balapan berjalan tanpa hambatan. Kami sangat waspada, tetapi sekarang kami tahu bahwa kami memiliki mobil yang luar biasa dan kami akan melakukan yang terbaik untuk Kejuaraan Dunia. Kami membuka celah pada hari pertama dan sejak itu berhasil memimpin. Saya sangat senang, dan saya rasa kami akan mulai memikirkan Dakar berikutnya dalam seminggu atau sepuluh hari. Kami beruntung bisa membalap Reli Dakar di Arab Saudi, dan saya ingin berterima kasih kepada pemerintah atas kesempatan ini untuk temukan pemandangan yang begitu menakjubkan.” Terang Nasser Al-Attiyah panjang lebar dilansir Dakar.
Bagi Nasser Al-Attiyah menegaskan posisinya sebagai pereli senior Dakar. Pereli asal Qatar tersebut membutikannya dengan menjadi yang terbaik di Reli Dakar 2022 yang berakhir di Etape 12.Meski di SS terakhir dia berada di posisi ke – 19 karena kena penalti oleh Steward FIA, tetapi dalan catatan waktu keseluruhan Nasser tak terkalahkan sekalipun oleh
Sebastien Loeb rival terberatnya. Bahkan menorehkan bahwa Reli Dakar seri ke-44 ini menjadi Reli Dakar ke-4 yang dia ikuti. Nasser hanya kalah dari Stephane Peterhansel yang menang dengan catatan 8 kali di Dakar. Dan menyamai reputasi pereli senior Ari Vatanen.
Rival berat yang lain datang dari Audi Sport yang menurunkan mobil listrik canggih, dengan pereli handal senior Stephane Peterhansel dan Carlos Sainz. Mereka menjelang SS terakhir sempat terdepan, bahkan ketiga perelinya mampu mempersembahkan posisi terdepan di beberapa SS jelang akhir gelaran. Hanya karena didera masalah teknik seperti rontoknya kaki – kaki milik Peterhansel, dan rusak nya bak transmisi mobil Carlos Sainz juga terganggu masalah Navigasi hingga tersesat. Sementara pereli tuan Rumah Yazeed Al Rajhi (Toyota Overdrive) harus puas di posisi ke-3 keseluruhan. Yazeed yang mempergunakan Hilux spesifikasi lama tetap mesin V8 Turbo, membuktikan bahwa Hilux lama masih impresif, dan mampu bersaing dengan Hilux V6 Turbo terbaru.
Begitu pula Sebastien Loeb (Bahrain Raid Xtreme) yang menggeber Prodrive BRX Hunter pereli yang mampu menyaingi Al-Attiyah di kelas paling tinggi di kategori Mobil kelas T1.1 4×4 Bensin dan Diesel. Sebastien sendiri sempat didera rontoknya transmisi sistim 4×4 nya yang membuat ia finish dengan roda depan ditengah padang pasir.