Otospeed.id – Argentina. Dalam mencermati aksi kedua pebalap terdepan MotoGP di trek sirkuit Termas de Rio Hondo minggu kemarin (3/4) ada beberapa yang perlu digarisbawahi sebagai fenomena. Disamping gegap gempita tim Pabrikan Aprilia Racing atas kemenangannya, juga usaha tetap bermimpi untuk menang dari Massimo Rivola CEO Aprilia dalam penantian panjangnya.
Bahkan Aleix Espargaro yang dengan bangganya bahwa Aprilia RS-GP22 motor yang ia kendarai,adalah motor terbaik yang pernah dipakai buat balap MotoGP. Pernyataan ini cukup beralasan, karena dalam sesi kualifikasi penentu starting grid hingga sesi pemanasan jelang start, motor Aleix tetap saja terdepan dan bahkan terus didepan.
Hal senada juga dilontarkan Jorge Martin (Pramac Racing), bahwa aksi balap diputaran ketiga GP Argentina ini dibuat untuk momen bangkit dirinya yang selama dua putaran lalu gagal finis.
Baca Juga : Aleix Espargaro Persembahkan Podium Juara Buat Aprilia Racing
Usaha pebalap muda tersebut memang tanpa tanding utamanya di start awal usai lampu padam. Karena bak peluru melesat Jorge Martin berada didepan sangat cepat. Ini terbukti starting grip Aleix berada didepan tergantikan Jorge Martin hingga delapan lap jelang lap akhir.
“Bagi saya Jorge adalah pebalap Killer, dengan start sangat cepat berada didepan dan menghilang. Saya tahu bahwa usahanya untuk merubah kegagalan putaran kemarin, dan saya tidak mudah mengimbangi dan mengikutinya. Dan sekali lagi saya bisa overtaking itu adalah usaha bersama motor RS-GP yang luar biasa dan berhasil,” ucap Aleix Espargaro.
Begitu pula dari Jorge Martin, pebalap muda Pramac Racing ini sangat menghormati dalam mendahului lawan. “Saya sangat senang akhirnya menyelesaikan balapan hingga garis finis, karena tahun ini sangat sulit bagi saya, dua putaran tidak finis , Dan lawan semua sangat cepat, namun saya sangat konsisten dalam mengatur kecepatan dan akhirnya kami menutup akhir pekan dalam posisi yang sangat bagus dan bermain bersih,” ujar Jorge Martin dikutip MotoGP.
Dengan finish diposisi kedua, Martin memang sedang pecah telor dalam pengumpulan poin, dan memperoleh poin 20 sama dengan poin Pol Espargaro, ia berada diposisi ke-9 karena Pol Espargaro tidak finis.
Konsesi
Pada tahun 2021 dan 2022, Aprilia menjadi satu-satunya pabrik yang dapat memanfaatkan konsesi, setelah tim KTM pada musim 2020 lalu. Konsesi diperkenalkan pada tahun 2016 untuk membantu produsen mendapatkan sedikit keuntungan jika kinerjanya buruk, termasuk memiliki sembilan mesin yang tersedia selama satu musim, bukan tujuh, hak untuk tidak menyegel spesifikasi mesin sebelum musim, memiliki enam hak pebalap wildcard bukannya tiga, memiliki lebih banyak hari tes dialokasikan dan pebalap pabrik dapat menguji di hari Tes non-Resmi.
Lantas benarkah, dengan kemenangan Tim Pabrikan Aprilia Racing di sirkuit Termas de Rio Hondo, Argentina, bakal kehilangan Konsesi MotoGP untuk musim 2023. Dengan syarat bahwa merk motor pabrikan asal Noale Itali tersebut behasil mengantongi enam poin dalam dua tahun atas podium kelas primer dimulai musim 2016.
Jadi, hasil dengan finis ketiga GP Inggris dan kemenangan GP Argentina kemarin, Aprilia kini mengantongi empat poin konsesi. Dua lagi harus diraih sebelum 29 Agustus 2023. Syaratnya mencapai atau melampaui enam poin tersebut, dalam dua tahun, Aprilia kehilangan konsesi untuk 2023 jika itu terjadi musim ini, jika tidak musim 2024 setelah hasil musim depan 2023.
Namun disadari dengan persaingan MotoGP saat ini pencapaiaannya tidaklah mudah, karena tim pabrikan lain juga tidak tinggal diam, dan juga beusaha berada di tiga besar podium kelas primer. Kita tunggu kiat dan semangat Aleix Esoargaro dan Maverick Vinales di Sirkuit Austin, Texas- Amerika Serikat dalaam pencapaian poin keramat syarat konsesi tersebut. |Dy,MotoGP