Otospeed.id – Temanggung. Masing-masing sirkuit dalam setiap seri gelaran 76 Trial Game Dirt mempunyai karakter dan ciri khas tersendiri. Seperti di gelaran putaran ke-dua yang di selenggarakan di Lapangan Maron, Jumat – Sabtu (23-24/9) lalu.
Cuaca di Temanggung yang seringkali berubah drastis dari siang yang panas terik ketika malam tiba-tiba turun hujan, membuat karakter track dapat berubah dengan cepat seketika.
Seperti yang terjadi kemarin ketika siang lintasan keras, sehingga para pembalap dapat membejek gas maksimal untuk meraih waktu terbaik dan tercepat. Namun pada sore hari cuaca berubah jadi hujan.
“Lintasan atas terlihat empuk namun lapisan bawahnya keras sehingga ketika hujan jadi licin seperti lantai keramik,” tutur Agha Riansyah, crosser asal Pasuruan.
Meskipun tekanan ban sudah disetting dan dikurangi, namun motor masih tetap cenderung melintir di tikungan apabila kontrol gas dan handling tidak sempurna. Ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para pembalap untuk bisa mencatatkan waktu tercepat.
Dan pastinya juga terjadi perbedaan catatan waktu yang significant. Dari pengamatan Crew Otospeed di lapangan, terjadi perbedaan waktu kurang rata-rata lebih sekitar 5 – 10 detik di setiap lap.
Ini membuat pertarungan justru semakin seru dan menarik untuk ditonton. Pasalnya para pembalap berusaha keras dengan mengeluarkan seluruh teknik dan jurus andalan mereka untuk menaklukan lintasan yang disajikan oleh Genta Auto & Sport selaku promotor penyelenggara.
Seperti tagline 76 Trial Game Dirt, Nyali Aja Nggak Cukup. Tak hanya butuh sekedar bernyali saja untuk bertarung di ajang balap bergengsi ini. Dibutuhkan juga kesabaran tinggi, dan tentu saja teknik yang mumpuni. | BL@CK