Matapanah Cup Race Lahir dan Hadir Dari Jatim Untuk Jatim, Tetapi Kemana Ya Pembalap Jatim

(c)otospeed.id_official

                     Otospeed.id – Surabaya. Semua public balap pasti sudah mengetahui bahwasanya Matapanah Cup Race (MCR) adalah sebuah gelaran event yang lahir di Jawa Timur. Hadir dengan semangat  untuk membawa dan mengangkat Jawa Timur dalam sebuah pentas balap yang menjadi wajah baru bagi balap motor nasional.

Semangat menggebu-gebu untuk memajukan balap motor di Jatim ini selalu diusung oleh Rudi Subagio sebagai penggagas MCR dengan menghadirkan event yang berbobot di Jatim dan menjadi wadah bagi pembalap Jatim untuk berkompetisi. Tetapi di gelaran seri 2 MCR 2025 yang dihajat di Sirkuit GBT (9-10/8) kemarin, pembalap Jatim pada kemana ya…

Pertanyaan ini muncul setelah melihat fakta di sirkuit akan minimnya keikut sertaan pembalap Jatim di seri 2 kali ini. Hal ini pun diakui oleh Rudi Subagio, yang juga bertanya-tanya apa yang menyebabkan menurunnya angka keikutsertaan para pembalap Jatim di event-nya kali ini.

Minim kehadiran pembalap Jatim

Apakah dengan naik levelnya MCR jadi setara Kejurnas dan hadirnya pembalap papan atas yang mungkin membuat pembalap Jatim jadi minder… Ataukah mungkin karena digelar di sirkuit permanen yang membuat pembalap enggan ikut karena biaya operasional balap lebih tinggi. Nah.. kita coba kupas satu demi satu ya sob..

Pertama, harus diakui bahwa MCR memang makin dilirik oleh tim-tim dan pembalap papan atas. Makin kesini, semakin banyak tim-tim dan pembalap papan atas tanah air yang mengikuti seri MCR. Dan ini tentu membuat persaingan dan pertarungan antar pembalap jadi makin ketat. Sehingga pembalap lokal ada rasa minder ketika bertemu dengan pembalap-pembalap papan atas.

Kondisi ini sejatinya juga lazim terjadi di beberapa daerah lain. Pada gelaran kejuaraan level kejurnas minim dihadiri pembalap lokal merasa minder untuk bertarung dengan pembalap papan atas yang notabene didukung oleh tim besar dan sponsor pabrikan besar.

“Seharusnya dengan hadirnya MCR di Jatim ini bisa menjadi wadah bagi pembalap Jatim untuk berkompetisi dan mengukur kemampuan, kemudian ini juga kesempatan bagi pembalap dan mekanik Jatim bisa sharing ilmu dan teknologi dengan mekanik-mekanik papan atas yang hadir di MCR”, tutur Rudi Subagio.

Rudi “Ceklek” Subagio

Kemungkinan kedua yang muncul tentang keengganan pembalap dan tim untuk main di sirkuit permanen. “Biaya operasional main di sirkuit permanen memang lebih tinggi, karena kalau mau tampil maksimal, mereka harus melakukan setting lebih awal di sirkuit dan tentu ini butuh biaya untuk latihan, untuk sewa sirkuit, belum lagi ban yang harus ekstra, dan lain-lain”, papar Rudi.

Rudi menambahkan, bisa jadi karena kondisi perekonomian saat ini yang memang sedang turun  juga bisa jadi salah satu faktor menurunnya minat balap para pembalap di Jatim. Tetapi  semoga pada event ketiga nanti, kondisinya makin membaik dan pembalap-pembalap Jatim muncul lagi sehingga MCR yang hadir di Jatim untuk pembalap-pembalap Jatim kembali ramai lagi.

Ayo reekkk… Semangat terus untuk memajukan balap motor tanah air, khususnya di Jatim. Supaya makin banyak lagi pembalap-pembalap berprestasi asal Jatim yang muncul di kancah balap nasional. Gasss Polll rekkk… | BL@CK_DJ