Otospeed.id – Boyolali. Ini adalah fakta yang terjadi di beberapa gelaran event kejuaraan balap motor drag bike dengan level nasional. Jumlah peserta yang ikut, hampir bisa dipastikan tak banyak. Seperti pada gelaran final Kejurnas Drag Bike Region B yang digelar di Sirkuit Non Permanen (NP) Komplek Pemkab Boyolali, Minggu (26/10) kemarin. Jumlah starter minim, hanya 350-an.
Pada seri pertama Kejurnas Drag Bike 2025 yang digelar di Sirkuit NP Manahan Solo beberapa waktu yang lalu juga nyaris sama. Tercatat jumlah starter yang ikut di balap adu kebut lurus untuk region Jawa ini hanya sampai di angka 400-an saja. Beberapa pembalap yang biasa ikut di balap di event drag bike pemula juga tak terlihat.
Hmmm… Lalu ada apa sebenarnya.. Kenapa kejurnas drag bike kurang begitu diminati.. Kenapa seolah-olah balap level kejurnas menjadi momok yang menakutkan bagi pembalap drag bike pemula…
Dari bincang-bincang OS di lapangan, akhirnya ada beberapa asumsi yang muncul. Salah satunya, “Bisa jadi para pembalap pemula ini takut kalau mereka menjadi juara di kejurnas dan mendapat gelar juara nasional, mereka akan langsung naik menjadi pembalap seeded”, ujar Danung Prasetyo, Kabid Roda Dua IMI Jateng.
Dengan level seeded, praktis mereka tidak dapat lagi bermain di kelas pemula. Sementara di kelas seeded persaingan akan lebih berat. Mereka akan berhadapan dengan pembalap-pembalap senior yangbernaung di tim-tim besar. Sementara kalau main di kelas pemula, mereka masih dapat bermain di banyak kelas dan banyak tim.
Danung pun menjelaskan bahwa tidak serta merta setelah jadi juara nasional langsung naik ke level seeded. Masih ada prosesnya, selain juara nasional 2 tahun berturut-turut, juga dalam rentang waktu tertentu menjadi juara berulang kali, atau memiliki prestasi yang menonjol di tingkat nasional/regional. Setelah itu juga masih ada proses usulan dari IMI Pengprov setempat. | BL@CK_DJ
