Otospeed.id – Solo. Manahadap Management membuktikan, dengan membatasi dan memperketat aturan penggunaan bahan bakar, jumlah peserta Kelas Sunmori dan Kelas Pro Street bukannya menurun tetapi makin tambah banyak. Dan ini terlihat pada gelaran Casytha Manahadap Drag Bike Rookie 2025 yang terselenggara pada Hari Minggu (23/2) kemarin.
Yups, pada gelaran balap adu kebut lurus 201m yang dipentas oleh Casytha Arriwi Kathmandu yang bekerja sama dengan Manahadap Management ini memang diterapkan aturan pembatasan penggunaan BBM pada kelas Sunmori dan Pro Street. Wajib BBM SPBU dengan toleransi maksimal RON (Research Octane Number) 100.

Tercatat, jumlah total starter di beberapa Kelas Sunmori yang dilombakan, sebelum-sebelumnya hanya dikisaran 100-an. Kali ini jumlah starter Kelas Sunmori bisa tembus naik sampai hampir 200-an starter. Kemudian di Kelas Pro Street, jumlah starter juga naik secara significan, jumlah starter hampir menyentuh 100-an.
Harus di ingat bahwa Kelas Sunmori dan Kelas Pro Stret adalah kelas-kelas motor jalanan. Artinya kelas motor jalanan ini berangkat dari mereka yang hobi kebut-kebutan di jalanan yang kemudian dirangkul dan diberi wadah. “Kalau dibebaskan BBM-nya, bisa ugal-ugalan dan bakalan terjadi ketimpangan yang luar biasa”, ujar Danung Prasetio, dari Manahadap Management.
Menurut Danung, dengan pembebasan BBM, bisa dipastikan kelas-kelas ini hanya akan dikuasai kalangan atas saja dengan sumber dana yang tak terbatas. Sementara tim-tim kecil dan privateer bakalan tiarap karena keterbatasan dana balap. Dan ini yang tak boleh terjadi. Pasalnya kelas ini memang tadinya untuk mereka yang ingin main drag bike dengan biaya murah.
“Itulah mengapa, kami dari Manahadap Management ingin menjaga marwah Kelas Sunmori dan Pro Street dengan membuat regulasi yang jelas dan adil, supaya balap di kelas ini tetap berkelanjutan terus, semakin ramai, adil, sama rata dan sama rasa”, pungkas Danung. | BL@CK_DJ