Otospeed.id – Itali. Hingga saat ini MotoGP masih menanti lahirnya rivalitas baru yang bisa menyamai tensi persaingan legenda masa lalu. Dalam hal ini, tentu Marc Marquez masih jadi yang terkuat dan butuh rival yang betul-betul sanggup menantangnya.
Salah satu nama yang paling santer disebut sebagai penantang serius Marc Marquez adalah Pedro Acosta. Pembalap berjuluk “Hiu Mazzarron” ini dianggap memiliki modal baik secara mental maupun teknis, untuk bisa mengimbangi gaya balap agresif sang juara dunia Marc.
Meskipun secara statistik Acosta masih mengejar kemenangan perdananya di kelas utama, banyak pengamat dan petinggi tim yang melihat potensi besar dalam dirinya. Salah satu dukungan kuat datang dari Alessio Salucci, bos tim Pertamina Enduro VR46 sekaligus tangan kanan Valentino Rossi. Pria yang akrab disapa Uccio ini menilai Acosta memiliki sesuatu yang tidak dimiliki banyak pembalap muda lainnya.
Itu adalah keberanian dan tak mudah terintimidasi oleh nama besar Marquez. Menurut Uccio, untuk mengalahkan pembalap seperti Marc Marquez, seorang rider tidak boleh hanya mengandalkan kecepatan, tetapi juga harus memiliki mentalitas yang agak “kurang ajar” di lintasan. “Pedro Acosta sangat kuat dan masih sangat muda,” buka Uccio seperti dikutip dari Crash.net.

“Memang dia masih harus membuktikan diri, tetapi dia punya sesuatu yang lebih dari yang lain, dia punya semacam percikan seorang calon Juara Dunia. Dia agak kurang ajar, tapi itulah jenis keberanian yang dibutuhkan. Misalnya, dia tidak takut berada dekat Marc Marquez,” sambungnya. Lebih lanjut, Uccio menjelaskan bahwa modal utama Acosta adalah kemampuannya dalam melakukan late braking dan akselerasi lebih awal, yang dikombinasikan dengan sikap pantang menyerah.
Di mata tim VR46, Acosta adalah sosok yang menghormati lawan, namun tidak akan ragu melakukan manuver agresif jika ada celah. “Bukan berarti kasar di lintasan. Dia menghormati lawannya, tapi jika dia harus melakukan sesuatu, dia akan melakukannya,” papar Uccio. Sejak debutnya, Acosta memang sering dilabeli sebagai “titisan” Marc Marquez karena prestasinya yang fenomenal di Moto3 dan Moto2 pada usia yang sangat muda.
Meski perjalanan di kelas utama sejauh ini penuh ujian dengan raihan enam kali posisi runner-up di sprint maupun main race, karakteristik balapnya yang berani mengambil risiko dianggap sangat mirip dengan Marquez di masa awal kariernya. Kombinasi antara kecepatan mumpuni dan mentalitas yang berani berduel jarak dekat inilah yang menjadi modal utama Pedro Acosta. Jika ia mampu menjaga konsistensinya, duel antara “sang raja” dan “si penantang” ini diprediksi akan menjadi tontonan paling seru di musim-musim mendatang. |GAS




