Otospeed.id – Itali. Tak ada keraguan bahwa Maverick Vinales adalah pembalap berbakat di MotoGP. Tapi potensinya seakan tak pernah benar-benar keluar karena satu dan lain hal, baik karena teknis maupun non-teknis. Akibatnya pembalap berjuluk Top Gun itu pun belum berhasil meraih gelar Juara Dunia. Ternyata, menurut sang pembalap ia tak pernah mendapatkan apa yang ia mau di dalam sebuah tim balap.
Tepatnya saat ia gabung di tim Yamaha, pun dengan saat ia membela Aprilia. Setelah mengarungi musim yang luar biasa dengan Suzuki, tahun 2017 Vinales berlabuh di Yamaha bersama Valentio Rossi sebagai tandemnya. Penampilannya pun cukup menjanjikan karena nyatanya ia bisa kencang. Sayangnya, hal itu hanya terjadi di dua seri awal MotoGP 2017. Mengutip dari Paddock-GP.com, menurut Vinales hal itu karena Yamaha tak menuruti kemauannya. Ceritanya, di tes pramusim yang digelar pada 2016 Vinales pertama kali mencoba YZR-M1 bekas Jorge Lorenzo dan ia suka dengan motor itu.
“Saat aku bersama Yamaha di tes Valencia, aku langsung sangat suka (dengan motor bekas Jorge Lorenzo). Aku meminta kru untuk tidak mengutak-atiknya karena aku mau motor yang itu, motor bekasnya Jorge,” kata Vinales dikutip dari Paddock-GP.com. Tapi, Yamaha justru tetap memberikan motor baru untuk Vinales di awal musim 2017. Memang motor itu kompetitif juga di paruh awal musim, tapi terbukti bermasalah pada akhirnya.
“Setelah seri Barcelona terasa ada banyak perubahan, aku jadi tak mengerti semuanya. Sudah kubilang sebelumnya, jangan utak-atik motornya (bekas Jorge Lorenzo),” keluh Maverick. Sejak itu motor Yamaha dihinggapi isu wheelspin dan pelan-pelan menjauhkannya dari kata kompetitif. Maverick Vinales pun memupuk harapan baru dengan pindah ke Aprilia. Sayangnya hal yang kurang lebih serupa terjadi lagi di sana, karena Vinales mengaku sudah minta agar Aprilia memberiku motor berbasis RS-GP 2023 dan jangan diutak-atik.
“Aku cuma minta ada perbaikan saat motor pertama start, tapi tetap pakai motor yang sama saja karena aku suka motor itu,” katanya. “Tapi di Sepang (tes pramusim) ternyata aku tidak mendapatkannya,” kecewanya. Kalau dilihat, sepanjang musim 2023 memang Vinales beberapa kali berhasil mendapat podium meski belum bisa menang layaknya Aleix Espargaro, rekan setimnya. Tapi di musim 2024 kemarin performa Aprilia harus diakui menurun, meski Vinales justru meraih kemenangan pertamanya bersama Aprilia.
Menurutnya, motor berbasis RS-GP 2023 sangat cocok dengan tambahan teknologi baru macam aerofairing baru yang ada di motor 2024. “Menurutku motor 2023 dengan aero baru dan downforce lebih itu bagus. Memang untuk bisa fight dengan motornya Ducati aku tak terlalu yakin, tapi untuk berada di 4 besar masih bisa, itu karena motornya konsisten dan kami tahu settingannya, semuanya,” beber dia.
“Tapi saat aku sadar semua sudah terlambat dan waktu tak bisa diulang. Jadi aku balapan sepanjang tahun dengan motor yang tidak kusukai,” tutupnya. Maverick Vinales sendiri untuk musim MotoGP 2025 akan membela tim Red Bull KTM, kita tunggu saja kiprahnya. |OS