Otospeed.id – Gelaran MotoGP Tahun 2019 menjadi gelaran yang buruk bagi pabrikan Jepang Yamaha. Dibandingkan dengan Honda dan Suzuki yang sama-sama pabrikan motor asal Jepang, Yamaha belum sekalipun merasakan juara pertama pada gelaran motoGP tahun 2019 ini.
Sepanjang seri MotoGP yang sudah digelar, Valentino Rossi hanya mampu di posisi kedua podium dua kali dan Viñales dengan pole GP Qatar. Namun, sejak balapan di Jerez, Yamaha sepertinya kesulitan untuk menembus barisan depan.
Seri Mugello kemarin memutus tradisi Yamaha, dimana Yamaha selalu naik podium di sirkuit Italia, kecuali tahun ini. Hanya mampu menempatkan Vinales pada posisi keenam sebagai hasil terbaik dalam balapan tersebut.
Direktur olahraga Monster Energy Yamaha Meregalli mengakui, “Kami menyadari akan kesulitan di sektor terakhir dari lintasan karena tenaga mesin kami yang lebih rendah, tetapi di area lain lintasan kami juga kesulitan, bahkan Rossi harus mulai dari posisi kedelapan belas di grid, hasil terburuk dari Italia selama bertahun-tahun”,bebernya.
“Kami kehilangan kemenangan, tetapi kami telah dua kali di posisi kedua dengan Valentino di Argentina dan Austin. Juga pole di Qatar dan podium di Jerez dengan Maverick. Selain itu, kami juga telah berhasil memperbaiki masalah daya tahan ban,”sambungnya mengenai capaian tahun ini.
Sedangkan untuk tim satelit Yamaha sepertinya mulai memunculkan harapan besar dengan munculnya pembalap-pembalap debutan yang bersaing di barisan depan.
“Fabio adalah pembalap hebat dan gaya mengemudinya sangat cocok dengan M1 . Kami tidak lagi dapat menganggapnya sebagai kejutan dan hanya faktor-faktor eksternal yang menghalanginya untuk mendapatkan hasil penting dalam balapan,” katanya tentang tim satelit Petronas Yamaha, yang telah mengejutkan musim ini.
Selain itu, baik Fabio maupun Morbidelli, mengendarai sepeda motor yang sangat mirip dengan Rossi dan Viñales. Diakui motor yang dipakai tim satelit dan tim pabrikan tingkat kemiripannya 90%, sehingga data dibagi antara semua tim dalam rangka pengembangan.
“Kami menyadari bahwa Catalunya akan menjadi sirkuit yang sulit bagi kami, karena lurus panjang. Assen dan Sachsenring akan lebih disukai, tetapi saya tidak akan pergi ke sirkuit dengan rasa kekalahan, “tutup Meregalli tentang Grand Prix Catalunya akhir pekan ini. OS1