Otospeed.id – Styria, Austria. Kemenangan Jorge Martin Almoguera di seri putaran Red Bull Ring, Styria kemarin (8/8) bukan suatu kebetulan. Meski banyak opini bahwa Jorge Martin diuntungkan banyak pihak, namun nyatanya pebalap Rookie Spanyol tersebut memang patut diperhitungkan. Kesuksesan Jorge Martin di Styria memang menjadi catatan khusus bagi tim Pramac Racing Ducati.
Karena jelas Francesco Guidotti sebagai Manager tim Pramac Racing tak salah memilih Martin sebagai rekan se tim Johann Zarco. Karena sebelum terjatuh secara Horor di sirkuit Roller Coaster Portimao lalu, Martin sebenarnya telah naik podium di Sirkuit Losail, Qatar dan menorehkan poin pertamanya. Ini membuktikan bahwa tidak benar jika Martin baru pecah telor poin saat balapan di Styria, bahkan naik podium pertamanya di Styria.
Baca Juga : Dani Pedrosa terhindar dari kecelakaan di Lap3 tikungan 3 Redbull Ring
Selama pemulihan fisik paska kecelakaan 4 bulan lalu, Jorge Martin memang tak tinggal diam. Dimana tetap melakukan latihan fisik di dalam ruangan hingga setiap hari harus bersepeda sejauh mungkin. Tidak mudah menjadi pebalap dikelas Primer MotoGP™. Karena persaingan amat ketat baik skil balap maupun motor-motor yang digunakan. Bahkan dalam jeda saat pemulihan fisik, Jorge Martin sempat digantikan Tito Rabat pebalap World Superbike dan Michele PIRRO pebalap tim penguji Ducati . “ Usai cedera empat bulan lalu dengan tiga patah tulang dan beberapa luka fisik, membuat saya banyak belajar dan giat berlatih agar cepat bisa bangun kembali. Sebenarnya naik podium kemenangan di MotoGP ini adalah mimpi, menjadikan sesuatu yang tidak semua orang bisa raih ” Ucap pebalap asal Madrid , Spanyol
Drama di Sirkuit RedBull Ring ,Styria kemarin menjadi catatan tersendiri bagi Jorge Martin. Karena prestasi tersebut melampaui usianya ke 23 tahun yang terlalu dini naik di kelas Primer. Gaya agresif saat start dari grid juga menjadi inspirasi beberapa pebalap. Dimana start di barisan belakang dengan hanya membutuhkan 4 detik menjelang tikungan pertama di Sirkuit Losail, Martin telah berada di 4 barisan depan. Bahkan bisa memenangkan persaingan ketat bersama juara dunia bertahan Joan Mir sebanyak tujuh lap menjelang garis finis minggu kemarin di Styria. Dimana Sirkuit yang dianggap trek sulit bagi para pebalap MotoGP. Ditunjang motor Ducati terkenal sangat kencang, Martin memang memegang top speed terkencang disirkuit dan bahkan bersaing top speed dari Johann Zarco sementara ini.
Kendati berada di peringkat 12 standing poin sementara dengan 48 poin, Jorge Martin telah membanggakan klub Mart1nator dan crew balap yang berada dalam tim balap Ducati di Pramac Racing. Dengan Sukses meraih podium teratas di Styria, Jorge Martin berjanji bakal menggembirakan semua tim balapnya untuk berlibur ke destinasi wisata Punta Cana di Republik Dominika di akhir musim ini. “Saya telah berjanji jika saya naik podium kita akan berlibur di akhir tahun untuk selebrasi kemenangan, tetapi saya malah menjadi juara disini [Styria] “ bangga Jorge Martin .
Menjadi juara adalah impian semua pebalap, termasuk Jorge Martin yang mengenang keinginan menjadi juara balap motor saat usia 12 tahun. Dimana ia memulai hobi ‘gila’ tersebut disaat kondisi ekonomi tak memungkinkan. ” Sebelum belajar balap untuk berkompetisi, saat kami tak punya uang, kami mempertimbangkan berhenti saat saya masih 12 tahun. Tapi kini saya justru ada di sini, memenangkan balapan MotoGP. Saya hanya berusaha mengembalikan semuanya pada mereka [keluarga] . Ini adalah impian jadi nyata dan saya mendedikasikannya untuk keluarga saya,” ujarnya.
Dengan kemenangan di putaran ke 10 Stryria, Austria. Pekan depan ditempat yang sama, akankah pebalap kebanggan Mart1nator tersebut bakal mengulang sukses demi meraih impian balapnya sebagai sang juara kembali. Kita tunggu kiprahnya.
