Otospeed.id – Yogyakarta. Astra Motor Yogyakarta selaku Main Dealer Honda wilayah DIY, Kedu, dan Banyumas memberikan apresiasi kepada para pecinta skutik premium PCX series melalui gelaran PCX Luxurious Ride Yogyakarta. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Jumat (4/12) ini diikuti oleh 20 bikers yang tergabung dalam komunitas Honda PCX Club Indonesia (HPCI) Yogyakarta.
Berbeda dengan kebiasaan dimana komunitas motor acapkali tampil dengan t-shirt dan touring /technical jacket, dalam PCX Luxurious Ride Yogyakarta peserta tampil lebih rapi dengan pilihan fashion mulai dari jaket kulit yang dikombinasikan bersama skinny jeans dan sepatu boot hingga setelan jas dan pantofel.
“Melalui PCX Luxurious Ride Yogyakarta kami ingin menghadirkan sensasi kemewahan bagi para pecinta Honda PCX. Selain itu kami juga mengkombinasikannya dengan aktivitas lain yang dapat memupuk rasa persaudaraan dan kebersamaan seperti penyerahan donasi dan permainan dalam kelompok kecil,” ungkap Marketing Manager Astra Motor Yogyakarta Thomas Pradu Eka Putra.
Kegiatan PCX Luxurious Ride Yogyakarta dibuka dengan city rolling dari titik kumpul di Astra Motor Center Yogyakarta dan berakhir di Gadri Resto yang ada di dalam nDalem Joyokusuman (Kraton). Sebelum diberangkatkan oleh Manajemen Astra Motor Yogyakarta, peserta mengikuti pengarahan dari instruktur Safety Riding Astra Motor Yogyakarta untuk selalu cari aman saat berkendara dan tetap mematuhi aturan lalu lintas saat berkendara dalam rombongan.
Dalam city rolling kali ini, peserta diajak untuk mengunjungi Kana Shibori salah satu UMKM di Yogyakarta yang bergerak di bidang kerajinan Shibori dan Ecoprint serta menyerahkan donasi. Selepas dari lokasi ini peserta melanjutkan city rolling melewati beberapa landmark Yogyakarta seperti Titik Nol Kilometer, Plengkung Wijilan, Museum Sonobudoyo, Alun-Alun Lor, dan Alun-Alun Kidul.
Khusus di Alun-Alun Kidul peserta PCX Luxurious Ride Yogyakarta diajak untuk mengenal tradisi Masangin, yaitu berjalan melewati dua beringin kembar dengan mata tertutup. Tradisi Masangin sendiri sudah ada sejak Kesultanan Yogyakarta masih berjaya. Awalnya Masangin dilakukan saat tradisi topo bisu para prajurit dan abdi dalem Kasultanan Yogyakarta setiap malam 1 suro. |Advertise