Otospeed.id – Pemalang. Minal Aidin Wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Batin. Masih dalam nuansa Idul Fitri 1444H umat muslim se-dunia merayakan bulan yang penuh berkah dan saling memaafkan. Seiring dengan doa yang penuh keberkahan Pangeran Nurhikmah Putra Jaya tiada hentinya mensosialisasi campaign untuk popularitas dan potensi wisata berunsur alam, di Pemalang, dalam program “Visit Pemalang”.
Banyak aktifitas Sang Pangeran mengisi waktu luang dengan menggelar Private Adventure bersama Onesixeight Adventure Community, Pemalang. Start diawali dari Onesixeight Bus Garage dengan total 17 rider memulai aktifitas dengan konten menggalakan sport tourism di wilayah Pemalang itu. Turut diikuti oleh beberapa awak crew PO. Satu Enam Delapan Trans, yang kebetulan lagi roling shift dan libur.
Tujuan dan misi Sang Pangeran menggelar event ini adalah untuk jalur perlintasan baru, menuju destinasi Gunung Gajah di desa Gongseng, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang, dengan estimasi jarak tempuh kisaran 40 KM. Hal ini bisa dikatakan jalur yang dilalui kali ini, hampir tak pernah menjadi perlintasan rider adventure.
Di sesi persiapan telah ditracking matang, terkait titik koordinat pertigaan, persimpangan dan perempatan yang harus dilewati. “Memang sengaja saya jadikan route baru, untuk meyakinkan, bahwa akses ke Gunung Gajah, sejatinya juga variatif dan menyenangkan. Sebagai upaya memikat para domestik, yang kebetulan lagi menjelajah destinasi iconic di Kabupaten, Pemalang, “sebut Sang Pangeran.
Ironisnya di pedalaman belantara arah Gunung Gajah, masih didapati perkampungan dan masih kuat mempertahankan kultur budaya, dengan berkebun juga ada yang bertani. Suasana ini memang tepat menjadi “cemeti hati” squad Onesixeight Adventure Community, untuk senantiasa mensyukuri nikmat dan karunia-Nya.
Kegiatan ini sekaligus pilihan spot untuk recovery, sembari bercengkerama dan bersilaturahmi dengan masyarakat pedalaman serta menikmati ubi-ubian yang disemanggakan. Makin ke dalam, selain memanage fisik juga perlu merapikan RPM, dan konsentrasi mutlak wajib dijaga.
Sebab, sebagian bekas jalur ada yang putus, indikasi pernah dilalui rider, tapi lempar handuk, lalu balik kanan. “Karena, titik lokasi jalur baru telah dipersiapkan matang, jadi masih bisa, kendati memaksa mengkoneksikan ke jalur tujuan,” seru Sang Pangeran.
Perjalanan juga kian atraktif, setelah squad Onesixeight Adventure Community, melalui geografis berkontur tanjakan, saatnya mengumbar adrenalin. Berlanjut menghadapi track “Kali Gongseng”, sebagai varian handicap Private Adventure, yang menyenangkan untuk relaksasi.
Seperti bebatuan, yang menguji tingkat balancing rider, serta aliran sungai yang kali ini menjadi sarana “bully”. Di tengah menikmati kawasan lereng Gunung Gajah, Sang Pangeran juga berkisah, “Destinasi Gunung Gajah”, memang eksotis dari sisi panoramanya, tapi banyak juga terpikat oleh nilai historinya.
Kalau ditarik benang merah dengan Kerajaan Majapahit, Gajah merupakan armada Raja Hayam Wuruk. Para lelaku atas “kaweruhnya” ada yang menganggap bahwa Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada itu, satu orang yang sama. Jadi, saat duduk di Kerajaan memakai atribut Raja dan ketika murka menghadapi medan perang, berganti seperti yang terlukis sebagai sosok Patih Gajah Mada.
Selain wilayah Longkeyang, Pemalang, Gunung Gajah, ada yang menyebut bagian perbatasan kekuasaan antara Kerajaan Padjajaran dan Kerajaan Majapahit. Kalau dikaitkan tesis, Dyah Pitaloka Citraresmi, Putri Raja Sunda, Prabu Linggabuana, yang bunuh diri karena menolak menikah dengan Hayam Wuruk.
“Maka, wujud Gunung Gajah itulah, diperkirakan bentuk penghormatan Raja Hayam Wuruk dan menangisi kepergian calon istrinya,” ulas Sang Pangeran. |OS,Foto:NPJ